Call us today 0363-23074

Quick Info : Penerimaan Peserta didik baru Mandiri Bina Cipta Tahun Pembelajaran 2021/2022 akan…

Merancang Uji Substantif dalam Auditing Laporan Keuangan

Ditulis pada 22 Oct 2020 oleh putu mardika, hits : 8545

Lima uji detail subtantif atas transaksi utang usaha meliputi : 1) prosedur awal, 2) prosedur analisis, 3) uji detail transaksi, 4) uji detail saldo, dan 5) Penyajian dan Pengungkapan.

1. Prosedur Awal
Prosedur awal adalah langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan audit. Titik awal setiap pengajuan audit adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien. Memahami signifikansi siklus pembelian bagi entitas memberikan konteks bagi penaksiran risiko.
Berikuti ini beberapa prosedur awal untuk uji substantif utang usaha:

  • Penelusuran saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan menggunakan software audit untuk memindai buku besar atas data yang tidak lazim dan untuk mengembangkan daftar jumlah terutang pada tanggal neraca. 
  • Memahami faktor pendorong ekonomi perusahaan, syarat perdagangan standar, pengalaman penagihan klien dan industri, aspek musiman dari industri, dan luas konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu.
  • Memahami signifikansi siklus pembelian bagi entitas untuk penaksiran risiko

2. Prosedur Analisis
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo utang usaha, hubungan utang usaha dengan rekening kunci lain seperti pembelian, dan sediaan. Prosedur analisis dilakukan pada fase akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi pada uji detail konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan dalam prosedur analisis.

  • Menghitung rasio, seperti rasio utang usaha terhadap total utang lancar dan rasio hari perputaran utang usaha.
  • Menganalisis rasio-rasio terkait ekspektasi berdasarkan tahun sebelumnya, data industri, nilai yang dianggarkan, dan data lainnya.
  • Membandingkan saldo biaya dengan tahun sebelumnya atau nilai yang dianggarkan untuk indikasi kemungkinan kurang saji terkait utang usaha yang tidak tercatat.

3. Uji Detail Transaksi
Perhatian utama auditor ketika melakukan uji ini tertuju pada deteksi kurang saji utang dan utang yang tidak tercatat. Luasan tiap uji yang dilakukan bervariasi sesuai dengan level risiko deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan untuk asersi terkait. Terdapat lima uji detail substantive utama untuk transaksi utang usaha yakni : 1) menelusuri utang tercatat ke dokumen pendukung, 2) melaksanakan uji pisah batas, 3) melaksanakan uji pisah batas pengeluaran kas, 4) melaksanakan uji pisah batas retur pembelian, 5) melakukan pencairan utang yang tidak tercatat.

4. Uji detail saldo
UJi detail saldo menghasilkan bukti untuk semua asersi utang usaha. Dua pengujian yang termasuk dalam kategori ini :
a. konfirmasi utang usaha bersifat opsional karena konfirmasi utang tidak memberi kepastian bahwa utang tidak tercatat akan terungkap dan bukti eksternal dalam bentuk faktu dan laporan bulanan sudah tersedia. Kofirmasi utang usaha dianjurkan jika risiko deteksi rendah, terdapat pemasok dengan saldo besar, atau perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya. Konfirmasi harus dikirimkan ke pemasok besar yang digunakan pada tahun sebelumnya, tetapi tidak pada tahun berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.
b. rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke laporan bulanan yang diterima dari pemasok. Pemasok memberikan laporan bulanan yang tersedia pada arsip klien. Jumlah terutang kepada pemasok per daftar utang usaha klien direkonsiliasi dengn laporan tersebut.

5. Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian dan pengungkapan merupakan kegiatan membandingkan penyajian laporan dengan standar akuntansi. Auditor harus memahami penyajian dan pengungkapan laporan menurut standar akuntansi. Misalnya Utang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan ke dalam utang lancar. Jika saldo utang lancar meliputi pembayaran di muka yang material ke beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa mendatang, jumlah tersebut harus diklasifikasi ulang sebagai uang muka ke pemasok dan dimasukkan ke dalam aset. Pengungkapan dapat diharuskan untuk jaminan utang dan utang pihak istimewa, komitmen pembelian, dan utang kontinjen.

Sumber : Sumiyana, dkk. Auditing II BMP EKSI4310 Hal 5.59-5.63. Tanggerang : Universitas Terbuka

March 2024
SuMoTuWeThFrSa
     12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31      
GALERI VIDEO